BPJS Kesehatan Banyuwangi Dorong Badan Usaha Lokal Jamin Perlindungan Pekerja Lewat Satya JKN Awards 2025

Banyuwangi|Mandhala.info – Semangat kejujuran dan ketulusan atau yang disebut “Satya” menjadi landasan utama bagi ratusan badan usaha (BU) di Banyuwangi dan Situbondo dalam melindungi para pekerjanya melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). BPJS Kesehatan menggelar “Satya JKN Awards 2025” sebagai bentuk apresiasi terhadap komitmen tinggi badan usaha dalam memberikan jaminan kesehatan bagi seluruh karyawan.

Haidiar Zulmi Farensi, PPS Kepala BPJS Kesehatan Cabang Banyuwangi, mengungkapkan bahwa penghargaan ini menjadi tolok ukur bagi kepatuhan pelaku usaha di seluruh Indonesia. Standar tinggi yang diterapkan dalam Satya JKN Awards menjadi acuan bagi BPJS Kesehatan Cabang Banyuwangi untuk terus memantau dan meningkatkan kualitas kepatuhan BU.

Bacaan Lainnya

Advertisement

“Filosofi Satya JKN Awards menegaskan bahwa kepatuhan membayar iuran dan mendaftarkan pekerja bukan karena paksaan, melainkan kesadaran akan kebenaran dan ketulusan yang membawa perlindungan nyata bagi pekerja dan keluarga mereka,” ujar Rensi pada hari Selasa (14/10).

Di Banyuwangi dan Situbondo, komitmen BU dalam mendaftarkan pekerja dan keluarganya telah memberikan kontribusi signifikan, dengan cakupan kepesertaan JKN mencapai lebih dari 93% penduduk. BPJS Kesehatan Cabang Banyuwangi terus memfokuskan diri pada pengawasan dan pembinaan badan usaha, terutama yang bergerak di sektor-sektor strategis seperti industri pengolahan hasil laut, perkebunan, dan pariwisata yang menjadi mesin penggerak ekonomi daerah.

Dalam proses penilaian Satya JKN Awards, kepatuhan pendaftaran dan pelaporan upah menjadi indikator utama yang wajib dipenuhi. BPJS Kesehatan juga memonitor perbandingan jumlah pekerja yang terdaftar di BPJS Kesehatan dengan data BPJS Ketenagakerjaan.

“Seluruh badan usaha harus memastikan bahwa pekerja dan anggota keluarganya telah terdaftar, sehingga hak mereka terjamin sejak hari pertama bekerja. Kepatuhan ini tidak hanya dinilai dari rutinitas pembayaran iuran, tetapi juga dari keakuratan pelaporan upah,” tambah Rensi.

Kemudahan teknologi juga dimanfaatkan dengan mendorong badan usaha untuk menggunakan Aplikasi EDABU (Elektronik Data Badan Usaha). Pemanfaatan aplikasi ini menjadi salah satu indikator penilaian yang memudahkan BU dalam mengelola data kepesertaan secara mandiri dan real-time.

BPJS Kesehatan Banyuwangi berkomitmen untuk terus membina BU agar memenuhi seluruh indikator yang ditetapkan dalam Satya JKN Awards, termasuk kontribusi dalam Program Donasi/CSR. Tujuannya bukan hanya menindak, melainkan mendorong budaya pencegahan kecurangan dan membangun kemandirian.

“Kami ingin semakin banyak badan usaha di Banyuwangi dan Situbondo yang terinspirasi oleh standar Satya JKN Awards, sehingga ke depannya, lebih banyak BU dari cabang kami yang dapat bersaing dan meraih penghargaan di tingkat nasional,” tutur Rensi.

Hingga Oktober 2025, tercatat 127.511 jiwa pekerja dan keluarganya di Banyuwangi dan Situbondo telah terdaftar sebagai peserta program JKN. Rensi menyampaikan terima kasih kepada perusahaan-perusahaan yang telah patuh pada ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 dan regulasi terkait lainnya, sehingga dapat memastikan pekerja dan keluarga mereka mendapatkan perlindungan kesehatan yang layak.

“Kepatuhan tidak hanya mencakup pendaftaran peserta, tetapi juga disertai pelaporan data yang benar, dan juga pembayaran iuran yang rutin demi mencapai kepesertaan aktif,” tutup Rensi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *